Naskah Drama

JAKA NGIYUP
TOKOH DAN LOGAT BAHASA
Dalam drama “Jaka Ngiyub” logat bahasa yang digunakan adalah logat bahasa sehari-hari. Disini ada beberapa logat bahasa yang digunakan antara lain:
1. Nawang Tahun : logat yang digunakan dalam dialognya adalah bahasa gaul dan centil
2. Jaka Ngiyub : logat yang digunakan dalam dialognya adalah bahasa Jawa.)
3. Nawang Wulan : logat yang digunakan dalam dialognya adalah bahasa Indonesia, bahasa yang digunakan lemah lembut dan bijaksana.
4. Nawang Minggu : logat yang digunakan dalam dialognya adalah logat Madura.
5. Nawang Dina : logat yang digunakan dalam dialognya adalah logat bahasa Indonesia.
6. Nawang Jam : logat yang digunakan dalam dialognya adalah logat orang yang gagap dan lemot.
7. Nawang Menit : logat yang yang digunakan dalam dialognya adalah logat Bahasa Indonesia, logat orang judes
8. Nawang Detik : logat yang digunakan dalam dialognya adalah logat Tegal
9. Genter : logat yang digunakan dalam dialognya adalah logat bahasa Indonesia, bahasa gaul
JAKA NGIYUB

JAKA NGIYUB BERUMUR 30 TAHUN, TINGGINYA KURANG LEBIH 168 CM, BERAT 63 KG, BENTUK TUBUH IDEAL, RAMBUT HITAM LURUS, DAN AGAK TAMPAN (ITU MENURUT JAKA  NGIYUP SENDIRI).
ADEGAN 1
(Jaka Ngiyub memikul kayu dan meletakkannya. Kemudian mengelap mukanya dengan sapu tangan dan beristirahat sambil duduk-duduk).
1.      Jaka Ngiyup : “Weleh – weleh !! Hidup di jaman sekarang kok susah banget. Udah semua mahal, BBM naik, malah sekarang disuruh cari kayu bakar. Mana hutannya gundul lagi. Woalah gusti-gusti.”
(Suara angin bergemuruh seiring turunnya ketujuh bidadari dari khayangan sambil menari jaipongan model variasi sendiri. Seketika itu Jaka Ngiyub bersembunyi di balik pohon, tak kalah dia juga menggeol-geolkan pantatnya).
2. Bidadari : (Bidadari kagum akan keindahan dunia dan menikmati pemandangan yang ada di sekitar air terjun).“Wah……….bagus ya bumi itu, Allah benar-benar maha pencipta keindahan!!!”
3. Jaka Ngiyub : (Jaka Ngiyub mengintip dibalik pohon dan mengagumi kecantikan ketujuh bidadari tersebut).“Weleh-weleh…………!!! Cantik-cantik bener gadis itu!”
4. Nawang Dina : (sambil menikmati pemandangan di sekitar air terjun).“Wah…………!!! Ternyata bumi ini sangat indah ya!”


5. Nawang Menit : (judes dan meremehkan).”Perasaan biasaa aja deh.”
6. Nawang Tahun : (tidak nyaman dan risih dengan keadaan sekitar).“Eh…, tapi di sini becek banget ! udah ujan, becek, gak da ojek. Capcay deh…!”
7. Nawang Detik : (sambil menunjuk ke air terjun).“Dek-dek……, itu bukan hujan tapi air jatuh. Kok pesen capcay sih aku kan maunya vecel”
8. Nawang Minggu : “Piye, piye……aduh mengisin-isinkan dunia kahyangan kaum bidadari deh, gitu ajah gak tau. Itu namanya air terjun nduk……katrox banget deh”
9. Nawang Jam : “a….a…….a. a…air terjun……???????????”
10. Nawang Menit : “Udah, udah ribut aja. Mau air terjun kek, mau air jatuh kek, mau air mata kek, mendingan kita sekarang mandi aja! Lengket-le”
11. Keenam bidadari : “Iya…Okelah kalau begitu..!!!!”
ADEGAN 2
(KETUJUH BIDADARI ITU PUN MANDI, SEMENTARA ITU JAKA NGIYUB MENGINTIP DIBALIK POHON DAN MENCURI SELENDANG BIDADARI TERSEBUT.)
(JAKA NGIYUB MASIH BERADA DI BALIK POHON SAMBIL MENYEMBUNYIKAN SELENDANG BIDADARI. SETELAH SELESAI MANDI PARA BIDADARI MENGAMBIL SELENDANGNYA MASING-MASING)
12. Para Bidadari : ( sambil mencari selendangnya masing-masing) “ Wah seger ya….!”
13. Nawang Wulan : (bingung mencari selendangnya)“Mana……….. selendangku………?????”
14. Nawang Tahun : (bingung mencari selendangnya yang juga hilang)“ Hah….. selendangku juga hilang. Dimana.………. where? dimana……… dimana……. Dimana…….”
15. Nawang Jam : (sambil mendekati Nawang Tahun dan berbicara dengan logat gagap).”Me… me…me…memangnya ka…ka…kamu taruh dimana?”
16. Nawang Tahun : “Tadi tak taruh disini, masak tak taruh di rumah”
17. Nawang Dina : “ya sudah, kita cari saja “
(Ketujuh bidadari mencari selendang Nawang Wulan dan Nawang Tahun yang hilang)
18. Nawang Menit : “Ngapin kita ikut nyari, lha wong bukan selendang kita yang hilang .
19. Nawang Minggu : “Disini lho gak ada, barang kali hanyut di sungai. Kita telusuri sungai aja barangkali ketemu”
20. keenam bidadari : “Uookelah kalau beg beg begitu.!!!”
(tujuh bidadari keluar panggung)





ADEGAN 3
KETUJUH BIDADARI ITUPUN TERUS MENCARI SELENDANGNYA YANG HILANG, SEMENTARA ITU JAKA NGIYUB KELUAR DARI PERSEMBUNYIANNYA.
( Joko Ngiyub menari karena senang mendapatkan selendang bidadari)
20. Joko Ngiyub : (Jaka Ngiyub memegang selendang dan heran ternyata selendang yang dicurinya ada dua).“Lho kok ada dua?? Perasaan tadi satu.”
21. Genter : (Genter bertemu Jaka Ngiyub sambil membawa cangkul dan menjabat tangan Jaka Ngiyub).“Hallo prend …………!
22. Jaka Ngiyub : (dengan ekspresi senyum-senyum)“Hallo ………ter!!
23. Genter : “Ngapain kamu disini??”
24. Jaka Ngiyub : “Aku habis cari kayu bakar ini”
25. Genter : “Hari gini cari kayu bakar?udah g jaman deh, sekarang tuh lagi tren-trennya LPG tahu….!!!”
26. Jaka Ngiyub : “Habisnya aku nggak dapat pembagian konfersi gas dari pemerintah. Pemerintah itu nggak adil sama aku. Lagian aku mau ngirit pemakaian BBM. La kamu sendiri dari mana?”
27. Genter : “ Aku habis nyangkul dari sawah.”
28. Jaka Ngiyub : (Jaka Ngiyub senyum-senyum dan memegangi kedua selendang yang dicurinya) .”O…….. “
29. Genter : “Ngapain kamu pegang-pegang selendang itu?”
30. Jaka Ngiyub : (sambil memegangi kedua selendangnya) “ waktu aku istirahat tadi aku mengintip gadis-gadis cantik lagi mandi, aku ambil aja selendangnya. Eh.. ternyata ada dua. Ini tak kasih satu, kamu mau nggak??’
31. Genter : (sambil menunjuk selendang yang bagus) “ Gimana kalau yang itu ? yang itu lebih bagus deh.”
32. Jaka Ngiyub : “ Nggak pokoknya yang ini!! (kemudian berbisik-bisik) Ini milik bidadari lho!”
33. Genter : “Nggak kualat to??”
34. Jaka Ngiyub : “ Ya nggak lah, masak ya, nggak dong!”
35. Genter : (sambil berpikir lama). “Gimana ya? ”
36. Jaka Ngiyub : “Sudah lah, nggak usah mikir lama-lama.”
37. Genter : “ Ya dah, aku mau”
38. Jaka Ngiyub : “ Yo wis ter.. rawat baik-baik selendangnya! Aku pulang dulu ya!”
39. Genter : (sambil berjabat tangan)“ Ok friend, ati-ati ya!”
(Jaka Ngiyub keluar panggung)


ADEGAN 4
40. Genter : (sambil menimbang-nimbang selendang, mengamati dan mencium baunya. Dan akhirnya dia membuang selendang tersebut). “Ngapain aku mau dikasih selendang kaya gini? Sudah jelek, bau lagi. Nggak penting deh.”
ADEGAN 5
KETUJUH BIDADARI PUN KEMBALI KARENA MEREKA TIDAK MENEMUKAN SELENDANG NAWANG WULAN DAN NAWANG TAHUN DI TEMPAT LAIN.
42. Nawang Menit : “Kalian itu ceroboh banget sih !!”
43. Nawang Minggu : “ Makanya kalau naruh selendang tu yang bener dong!”
44. Nawang Menit : “Kalian tu merugikan kita semua.”
(BIDADARI YANG LAIN MENCARI SELENDANG, NAWANG TAHUN MENANGIS DAN SEDIH)
45. Nawang Jam : (sambil menunjuk selendang yang ada di balik bebatuan dan menepuk pundak Nawang Tahun) ” i …… i ……. i ……. i …….tu…….”
46. Nawang Tahun : (mencueki Nawang Jam)“ apa sih …??”
47. Nawang Jam : (tangan menunjuk ke selendang) “i…… i …… i …… tu se….. se….. lendangnya.”
48. Nawang Tahun : (sambil berjalan mengambil selendang yang ditunjukkan oleh Nawang Jam)“ Ha….!!! Akhirnya ketemu juga, itu selendangku.”
49. Nawang Wulan : (Nawang Wulan melihat dan mengamati selendang yang diambil Nawang Tahun ) “ ini bukan selendangmu, ini selendangku jenk .”
50. Nawang Tahun : (sedih dan kecewa)“Trus mana punyaku……??
51. Nawang Wulan : “Ya dah, kita cari aja dulu”
52. Nawang Menit : (cuek)“ Meneketehek, itu urusanmu.”
53. Nawang Detik : “ Ini kan dah sore, sebentar lagi gelap, kita kan gak bisa terbang kalau malam.”
54. Nawang Dina : “ Iya… ya, ntar nabrak-nabrak lagi.
55. Nawang Tahun : (Nawang Tahun sambil menangis)“Trus aku gimana dong??”
56. enam bidadari : “ Meneketehek.”
57. Nawang Menit : “itu urusanmu .”
58. Nawang Minggu : “ Lagian, salah sendiri naruh selendang sembarangan. Sekarang rasain !!”(Dengan ekspresi marah, mendengar hal itu Nawang Tahun menangis histeris)
59. Nawang Menit : “ Ya udah sebaiknya kita pulang aja yuk !”
( ENAM BIDADARI TERBANG MENINGGALKAN NAWANG TAHUN SENDIRIAN)



ADEGAN 6
KEESOKAN HARINYA NAWANG TAHUN SAMBIL MENANGIS TERSEDU-SEDU MASIH MENCARI SELENDANGNYA YANG HILANG.
60. Nawang Tahun : (sambil menangis dan mencari selendangnya) “ Dimana sich selendangku?”
(Tiba-tiba ada seorang pemuda tampan yang menghampiri Nawang Tahun dari belakang)
61. Jaka Ngiyub : (dengan heran dan penasaran Joko Ngiyub mendekati Nawang Tahun)“ hah ini pasti wanita cantik. ”
62. Jaka Ngiyub : “ Wahai gadis cantik jelita! Mengapa engkau menangis sendirian di hutan? Ada apa gerangan? Apakah aku bisa membantumu?”
63. Nawang Tahun : (sambil terisak-isak yang masih membelakangi Jaka Ngiyub) “a….. aku tidak bisa pulang karena selendangku hilang.”
64. Jaka Ngiyub : “Memangnya rumahmu dimana?”
65. Nawang Tahun : “Rumahku jauh”
66. Jaka Ngiyub : “Berarti kamu bukan penduduk sini?”
67. Nawang Tahun : “ya iyalah” (sambil menangis)
68. Jaka Ngiyub : (sambil menerka-nerka Joko Ngiyub menerka-nerka bahwa gadis yang ditemui merupakan pemilik selendang yang diambilnya) “Aku tahu siapa kamu…….. , kalau aku dapat menemukan selendangmu…… ”
69. Nawang Tahun : “Berarti kamu yang mengambil selendangku?”
ADEGAN 7
70. Jaka Ngiyub : “ Bukan… bukan aku yang mengambilnya. Tapi kalau aku dapat menemukan selendangmu, sudikah kiranya dirimu menjadi istriku?”
71. Nawang Tahun : “ Apa kamu nggak bakalan menyesal?”
72. Jaka Ngiyub : “Tidak…. Aku tidak akan menyesal. Aku akan menerimamu apa adanya. Apakah kamu bersedia menikah denganku? ”
73. Nawang Tahun : (sambil menoleh kearah Jaka Ngiyub) “ Hah !!! menikah?? Ya iyalah,”
(SEKETIKA JAKA NGIYUB PINGSAN KARENA MELIHAT WAJAH NAWANG TAHUN YANG JELEK)
74. Jaka Ngiyup: (kaget) “Haaah,,, juelek buangetttt…!!!! Capcay dehhhh..!!! pingsan ah!”
PERBUATAN YANG TIDAK BAIK PASTI AKAN MENDAPATKAN BALASANNYA. ENTAH SEKARANG ATAU PUN NANTI. SIAPA YANG MENANAM PASTI AKAN MENUAI. JADI TEMAN-TEMAN BERBUATLAH YANG BAIK DENGAN RASA IKHLAS AGAR ALLAH MEMBALAS DENGAN PAHALA BERLIPAT BAGI KITA.
Terima kasih ….