Jumat, 10 Desember 2010

GURU bukan PAHLAWAN Tanpa Tanda Jasa???? tapi Pahlawan PEMBANGUN CENDIKIA..

HYMNE GURU
Terpujilah, wahai engkau, ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup, dalam sanubariku
Semua baktimu, akan kuukir, di dalam hatiku
Sbagai prasasti, terimakasihku, tuk pengabdianmu
Engkau sebagai pelita dalam kegelapan,
Engkau laksana embun penyejuk, dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa, tanpa tanda jasa

Sabtu, 20 November 2010

SASTRA INDONESIA JENDELA SASTRA INTERNASIONAL

Periodisasi

Sastra Indonesia terbagi menjadi 2 bagian besar, yaitu:
Secara urutan waktu maka sastra Indonesia terbagi atas beberapa angkatan:
  • Angkatan Pujangga Lama
  • Angkatan Sastra Melayu Lama
  • Angkatan Balai Pustaka
  • Angkatan Pujangga Baru
  • Angkatan 1945
  • Angkatan 1950 - 1960-an
  • Angkatan 1966 - 1970-an
  • Angkatan 1980 - 1990-an
  • Angkatan Reformasi
  • Angkatan 2000-an

Pujangga Lama

Pujangga lama merupakan bentuk pengklasifikasian karya sastra di Indonesia yang dihasilkan sebelum abad ke-20. Pada masa ini karya satra di dominasi oleh syair, pantun, gurindam dan hikayat. Di Nusantara, budaya Melayu klasik dengan pengaruh Islam yang kuat meliputi sebagian besar negara pantai Sumatera dan Semenanjung Malaya. Di Sumatera bagian utara muncul karya-karya penting berbahasa Melayu, terutama karya-karya keagamaan. Hamzah Fansuri adalah yang pertama di antara penulis-penulis utama angkatan Pujangga Lama. Dari istana Kesultanan Aceh pada abad XVII muncul karya-karya klasik selanjutnya, yang paling terkemuka adalah karya-karya Syamsuddin Pasai dan Abdurrauf Singkil, serta Nuruddin ar-Raniri.[1]

Karya Sastra Pujangga Lama

Sejarah

[sunting] Hikayat

Syair

Teks judul

  • Syair Raja Siak

Kitab agama

  • Syarab al-'Asyiqin (Minuman Para Pecinta) oleh Hamzah Fansuri
  • Asrar al-'Arifin (Rahasia-rahasia para Gnostik) oleh Hamzah Fansuri
  • Nur ad-Daqa'iq (Cahaya pada kehalusan-kehalusan) oleh Syamsuddin Pasai
  • Bustan as-Salatin (Taman raja-raja) oleh Nuruddin ar-Raniri

Sastra Melayu Lama

Karya sastra di Indonesia yang dihasilkan antara tahun 1870 - 1942, yang berkembang dilingkungan masyarakat Sumatera seperti "Langkat, Tapanuli, Minangkabau dan daerah Sumatera lainnya", orang Tionghoa dan masyarakat Indo-Eropa. Karya sastra pertama yang terbit sekitar tahun 1870 masih dalam bentuk syair, hikayat dan terjemahan novel barat.

Karya Sastra Melayu Lama

  • Robinson Crusoe (terjemahan)
  • Lawan-lawan Merah
  • Mengelilingi Bumi dalam 8000 hari (terjemahan)
  • Graaf de Monte Cristo (terjemahan)
  • Kapten Flamberger (terjemahan)
  • Rocambole (terjemahan)
  • Nyai Dasima oleh G. Francis (Indo)
  • Bunga Rampai oleh A.F van Dewall
  • Kisah Perjalanan Nakhoda Bontekoe
  • Kisah Pelayaran ke Pulau Kalimantan
  • Kisah Pelayaran ke Makassar dan lain-lainnya
  • Cerita Siti Aisyah oleh H.F.R Kommer (Indo)
  • Cerita Nyi Paina
  • Cerita Nyai Sarikem
  • Cerita Nyonya King Kong Nio
  • Nona Leonie
  • Warna Sari Melayu oleh Kat S.J
  • Cerita Si Conat oleh F.D.J. Pangemanan
  • Cerita Rossina
  • Nyai Isah oleh F. Wiggers
  • Drama Raden Wong Fei Hong
  • Syair Java Bank Dirampok
  • Lo Fan Kui oleh Gustave Lyman
  • Cerita Oey See oleh Thio Bang Chin
  • Tambahsia
  • Busono oleh R.M.Tirto Adhi Soerjo
  • Nyai Permana
  • Hikayat Siti Mariah oleh Hadji Moekti (indo)
  • dan masih ada sekitar 2548.35 judul karya sastra Melayu-Lama lainnya

Angkatan Balai Pustaka

Angkatan Balai Pusataka merupakan karya sastra di Indonesia yang terbit sejak tahun 1920, yang dikeluarkan oleh penerbit Balai Pustaka. Prosa (roman, novel, cerita pendek dan drama) dan puisi mulai menggantikan kedudukan syair, pantun, gurindam dan hikayat dalam khazanah sastra di Indonesia pada masa ini.
Balai Pustaka didirikan pada masa itu untuk mencegah pengaruh buruk dari bacaan cabul dan liar yang dihasilkan oleh sastra Melayu Rendah yang banyak menyoroti kehidupan pernyaian (cabul) dan dianggap memiliki misi politis (liar). Balai Pustaka menerbitkan karya dalam tiga bahasa yaitu bahasa Melayu-Tinggi, bahasa Jawa dan bahasa Sunda; dan dalam jumlah terbatas dalam bahasa Bali, bahasa Batak, dan bahasa Madura.
Nur Sutan Iskandar dapat disebut sebagai "Raja Angkatan Balai Pustaka" oleh sebab banyak karya tulisnya pada masa tersebut. Apabila dilihat daerah asal kelahiran para pengarang, dapatlah dikatakan bahwa novel-novel Indonesia yang terbit pada angkatan ini adalah "novel Sumatera", dengan Minangkabau sebagai titik pusatnya.[2]
Pada masa ini, novel Siti Nurbaya dan Salah Asuhan menjadi karya yang cukup penting. Keduanya menampilkan kritik tajam terhadap adat-istiadat dan tradisi kolot yang membelenggu. Dalam perkembangannya, tema-teman inilah yang banyak diikuti oleh penulis-penulis lainnya pada masa itu.
Penulis dan Karya Sastra Angkatan Balai Pustaka:

Pujangga Baru

Pujangga Baru muncul sebagai reaksi atas banyaknya sensor yang dilakukan oleh Balai Pustaka terhadap karya tulis sastrawan pada masa tersebut, terutama terhadap karya sastra yang menyangkut rasa nasionalisme dan kesadaran kebangsaan. Sastra Pujangga Baru adalah sastra intelektual, nasionalistik dan elitis.
Pada masa itu, terbit pula majalah Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisjahbana, beserta Amir Hamzah dan Armijn Pane. Karya sastra di Indonesia setelah zaman Balai Pustaka (tahun 1930 - 1942), dipelopori oleh Sutan Takdir Alisyahbana. Karyanya Layar Terkembang, menjadi salah satu novel yang sering diulas oleh para kritikus sastra Indonesia. Selain Layar Terkembang, pada periode ini novel Tenggelamnya Kapal van der Wijck dan Kalau Tak Untung menjadi karya penting sebelum perang.
Masa ini ada dua kelompok sastrawan Pujangga baru yaitu :
  1. Kelompok "Seni untuk Seni" yang dimotori oleh Sanusi Pane dan Tengku Amir Hamzah
  2. Kelompok "Seni untuk Pembangunan Masyarakat" yang dimotori oleh Sutan Takdir Alisjahbana, Armijn Pane dan Rustam Effendi.

Penulis dan Karya Sastra Pujangga Baru

Angkatan 1945

Pengalaman hidup dan gejolak sosial-politik-budaya telah mewarnai karya sastrawan Angkatan '45. Karya sastra angkatan ini lebih realistik dibanding karya Angkatan Pujangga baru yang romantik-idealistik. Karya-karya sastra pada angkatan ini banyak bercerita tentang perjuangan merebut kemerdekaan seperti halnya puisi-puisi Chairil Anwar. Sastrawan angkatan '45 memiliki konsep seni yang diberi judul "Surat Kepercayaan Gelanggang". Konsep ini menyatakan bahwa para sastrawan angkatan '45 ingin bebas berkarya sesuai alam kemerdekaan dan hati nurani. Selain Tiga Manguak Takdir, pada periode ini cerpen Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma dan Atheis dianggap sebagai karya pembaharuan prosa Indonesia.

Penulis dan Karya Sastra Angkatan 1945

Angkatan 1950 - 1960-an

Angkatan 50-an ditandai dengan terbitnya majalah sastra Kisah asuhan H.B. Jassin. Ciri angkatan ini adalah karya sastra yang didominasi dengan cerita pendek dan kumpulan puisi. Majalah tersebut bertahan sampai tahun 1956 dan diteruskan dengan majalah sastra lainnya, Sastra.
Pada angkatan ini muncul gerakan komunis dikalangan sastrawan, yang bergabung dalam Lembaga Kebudajaan Rakjat (Lekra) yang berkonsep sastra realisme-sosialis. Timbullah perpecahan dan polemik yang berkepanjangan diantara kalangan sastrawan di Indonesia pada awal tahun 1960; menyebabkan mandegnya perkembangan sastra karena masuk kedalam politik praktis dan berakhir pada tahun 1965 dengan pecahnya G30S di Indonesia.

Penulis dan Karya Sastra Angkatan 1950 - 1960-an

Angkatan 1966 - 1970-an

Angkatan ini ditandai dengan terbitnya Horison (majalah sastra) pimpinan Mochtar Lubis.[3] Semangat avant-garde sangat menonjol pada angkatan ini. Banyak karya sastra pada angkatan ini yang sangat beragam dalam aliran sastra dengan munculnya karya sastra beraliran surealistik, arus kesadaran, arketip, dan absurd. Penerbit Pustaka Jaya sangat banyak membantu dalam menerbitkan karya-karya sastra pada masa ini. Sastrawan pada angkatan 1950-an yang juga termasuk dalam kelompok ini adalah Motinggo Busye, Purnawan Tjondronegoro, Djamil Suherman, Bur Rasuanto, Goenawan Mohamad, Sapardi Djoko DamonoSatyagraha Hoerip Soeprobo dan termasuk paus sastra Indonesia, H.B. Jassin. dan

Penulis dan Karya Sastra Angkatan 1966

===

Angkatan 1980 - 1990an

Karya sastra di Indonesia pada kurun waktu setelah tahun 1980, ditandai dengan banyaknya roman percintaan, dengan sastrawan wanita yang menonjol pada masa tersebut yaitu Marga T. Karya sastra Indonesia pada masa angkatan ini tersebar luas diberbagai majalah dan penerbitan umum.
Beberapa sastrawan yang dapat mewakili angkatan dekade 1980-an ini antara lain adalah: Remy Sylado, Yudistira Ardinugraha, Noorca Mahendra, Seno Gumira Ajidarma, Pipiet Senja, Kurniawan Junaidi, Ahmad Fahrawie, Micky Hidayat, Arifin Noor Hasby, Tarman Effendi Tarsyad, Noor Aini Cahya Khairani, dan Tajuddin Noor Ganie.
Nh. Dini (Nurhayati Dini) adalah sastrawan wanita Indonesia lain yang menonjol pada dekade 1980-an dengan beberapa karyanya antara lain: Pada Sebuah Kapal, Namaku Hiroko, La Barka, Pertemuan Dua Hati, dan Hati Yang Damai. Salah satu ciri khas yang menonjol pada novel-novel yang ditulisnya adalah kuatnya pengaruh dari budaya barat, di mana tokoh utama biasanya mempunyai konflik dengan pemikiran timur.
Mira W dan Marga T adalah dua sastrawan wanita Indonesia yang menonjol dengan fiksi romantis yang menjadi ciri-ciri novel mereka. Pada umumnya, tokoh utama dalam novel mereka adalah wanita. Bertolak belakang dengan novel-novel Balai Pustaka yang masih dipengaruhi oleh sastra Eropa abad ke-19 dimana tokoh utama selalu dimatikan untuk menonjolkan rasa romantisme dan idealisme, karya-karya pada era 1980-an biasanya selalu mengalahkan peran antagonisnya.
Namun yang tak boleh dilupakan, pada era 1980-an ini juga tumbuh sastra yang beraliran pop, yaitu lahirnya sejumlah novel populer yang dipelopori oleh Hilman Hariwijaya dengan serial Lupusnya. Justru dari kemasan yang ngepop inilah diyakini tumbuh generasi gemar baca yang kemudian tertarik membaca karya-karya yang lebih berat.
Ada nama-nama terkenal muncul dari komunitas Wanita Penulis Indonesia yang dikomandani Titie Said, antara lain: La Rose, Lastri Fardhani, Diah Hadaning, Yvonne de Fretes, dan Oka Rusmini.

Penulis dan Karya Sastra Angkatan 1980 - 1990an

Angkatan Reformasi

Seiring terjadinya pergeseran kekuasaan politik dari tangan Soeharto ke BJ Habibie lalu KH Abdurahman Wahid (Gus Dur) dan Megawati Sukarnoputri, muncul wacana tentang "Sastrawan Angkatan Reformasi". Munculnya angkatan ini ditandai dengan maraknya karya-karya sastra, puisi, cerpen, maupun novel, yang bertema sosial-politik, khususnya seputar reformasi. Di rubrik sastra harian Republika misalnya, selama berbulan-bulan dibuka rubrik sajak-sajak peduli bangsa atau sajak-sajak reformasi. Berbagai pentas pembacaan sajak dan penerbitan buku antologi puisi juga didominasi sajak-sajak bertema sosial-politik.
Sastrawan Angkatan Reformasi merefleksikan keadaan sosial dan politik yang terjadi pada akhir tahun 1990-an, seiring dengan jatuhnya Orde Baru. Proses reformasi politik yang dimulai pada tahun 1998 banyak melatarbelakangi kelahiran karya-karya sastra -- puisi, cerpen, dan novel -- pada saat itu. Bahkan, penyair-penyair yang semula jauh dari tema-tema sosial politik, seperti Sutardji Calzoum Bachri, Ahmadun Yosi Herfanda, Acep Zamzam Noer, dan Hartono Benny Hidayat dengan media online: duniasastra(dot)com -nya, juga ikut meramaikan suasana dengan sajak-sajak sosial-politik mereka.

Penulis dan Karya Sastra Angkatan Reformasi

Angkatan 2000-an

Setelah wacana tentang lahirnya sastrawan Angkatan Reformasi muncul, namun tidak berhasil dikukuhkan karena tidak memiliki juru bicara, Korrie Layun Rampan pada tahun 2002 melempar wacana tentang lahirnya "Sastrawan Angkatan 2000". Sebuah buku tebal tentang Angkatan 2000 yang disusunnya diterbitkan oleh Gramedia, Jakarta pada tahun 2002. Seratus lebih penyair, cerpenis, novelis, eseis, dan kritikus sastra dimasukkan Korrie ke dalam Angkatan 2000, termasuk mereka yang sudah mulai menulis sejak 1980-an, seperti Afrizal Malna, Ahmadun Yosi Herfanda dan Seno Gumira Ajidarma, serta yang muncul pada akhir 1990-an, seperti Ayu Utami dan Dorothea Rosa Herliany.

  Penulis dan Karya Sastra Angkatan 2000

  (Catatan: Padang Bulan dan Cinta Dalam Gelas terbit bersamaan dalam satu buku)

Minggu, 31 Oktober 2010

KARAKTERISTIK BENUA ASIA

KAWASAN ASIA TENGGARA
5.2.1 Peta Kawasan Asia Tenggara
Asia Tenggara merupakan bagian dari Benua Asia (benua terluas di muka bumi), yaitu mencakup 30%-nya. Secara astronomis Asia Tenggara terletak antara 21 LU – 11 LS dan 95 BT - 141 BT.
Wilayah Asia Tenggara terletak di sekitar khatulistiwa dan seluruhnya berada dalam wilayah Bujur Timur. Berikut adalah batas-batas geografis kawasan Asia Tenggara.
Sebelah utara : Daratan Cina dan India.
Sebelah timur : Samudra Pasifik.
Sebelah selatan : Samudra Hindia dan Benua Australia.
Sebelah barat : Samudra Hindia.
KAWASAN ASIA TENGGARA

5.2.1 Peta Kawasan Asia Tenggara
Asia Tenggara merupakan bagian dari Benua Asia (benua terluas di muka bumi), yaitu mencakup 30%-nya. Secara astronomis Asia Tenggara terletak antara 21 LU – 11 LS dan 95 BT - 141 BT.
Wilayah Asia Tenggara terletak di sekitar khatulistiwa dan seluruhnya berada dalam wilayah Bujur Timur. Berikut adalah batas-batas geografis kawasan Asia Tenggara.
Sebelah utara : Daratan Cina dan India.
Sebelah timur : Samudra Pasifik.
Sebelah selatan : Samudra Hindia dan Benua Australia.
Sebelah barat : Samudra Hindia.




5.2.2 Unsur-unsur Fisik dan Sosial Kawasan Asia Tenggara
Sebelas negara di kawasan Asia Tenggara memiliki banyak kesamaan, baik unsur fisik maupun sosial. Kesamaan secara fisik antara lain letak astronomis, posisi geologis, serta keadaan geomorfologi. Kesamaan bidang sosial antara lain adalah kondisi kependudukan dan budaya masyarakat.
A. Bentang alam
Luas wilayah Asia Tenggara? 4,5 juta km2, terdiri atas pulau-pulau dan bagian daratan Benua Asia. Asia Tenggara merupakan wilayah pertemuan gugusan Pegunungan Muda Mediterania dan Sirkum Pasifik. Kedua gugusan pegunungan itu bertemu di wilayah Indonesia bagian Timur, tepatnya di Laut Banda (Maluku). Pegunungan muda merupakan pegunungan yang masih dinamis. Oleh karena itu di kawasan Pegunungan Muda Mediterania dan Sirkum Pasifik terdapat banyak gunung api aktif, khususnya di Indonesia dan Filipina. Selain gugusan pegunungan, di wilayah Asia Tenggara juga terdapat dataran rendah. Misalnya lembah-lembah sungai, pesisir semenanjung, dan sebagainya. Wilayah tersebut umumnya subur.
Di dataran rendah banyak dijumpai aliran sungai-sungai besar. Contohnya, Sungai Mekong. Sungai dengan panjang 4.000 km yang berhulu di wilayah China ini, melintasi beberapa negara di Asia Tenggara, yaitu Myanmar, Laos, Thailand, Kamboja, dan Vietnam. Sungai-sungai besar lain terdapat di wilayah Indonesia, seperti Kalimantan dan Sumatera.
B. Iklim
Secara keseluruhan, wilayah Asia Tenggara berada di sekitar ekuator/ khatulistiwa, yaitu di antara garis balik utara (23? 30’ LU) dan garis balik selatan (23? 30’ LS). Kesamaan letak astronomis tersebut menyebabkan negara-negara di kawasan Asia Tenggara memiliki iklim yang tidak jauh berbeda.
Daerah di sekitar garis ekuator (Pulau Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatera di
Indonesia, Malaysia, dan Brunei) memiliki iklim ekuator, yaitu iklim tropis dengan curah hujan tinggi. Musim hujan dan kemarau berganti setiap setengah tahun sekali. Oleh karena itu, di kawasan ini banyak terdapat hutan hujan tropis.
Wilayah-wilayah di atas atau di bawah garis ekuator (Filipina Utara, Thailand,
Kamboja, Laos, Vietnam, Myanmar; Pulau Jawa, Sumba, Flores dan sebagainya di wilayah Indonesia; serta Timor Leste) mengalami iklim musim tropika. Di wilayah tersebut banyak ditemui hutan musim dan sabana.
Daerah-daerah pegunungan memiliki iklim pegunungan. Kawasan ini juga banyak
mendapat hujan orografis. Oleh karenanya banyak ditemui hutan-hutan lebat di daerah
pegunungan.


C. Sosial budaya
Penduduk asli Asia Tenggara adalah bangsa Melayu yang termasuk ras Mongoloid. Bangsa ini datang dari daratan Cina, 2.500 tahun lalu. Awalnya, bangsa ini banyak dijumpai di wilayah Indonesia dan Filipina, namun kemudian menyebar ke berbagai pulau. Dalam perkembangannya, penduduk Asia Tenggara terdiri dari berbagai macam suku bangsa. Menurut data CIA The World Factbook tahun 2008, jumlah penduduk di Asia Tenggara mencapai? 581,853,468 jiwa. Rata- rata pertumbuhan penduduk mencapai 2,34% per tahun. Indonesia adalah negara dengan penduduk paling banyak, sedangkan Singapura berpenduduk paling sedikit. Jumlah penduduk dan luas wilayah negara-negara di kawasan Asia
Tata kehidupan masyarakat Asia Tenggara memiliki beberapa kesamaan. Misalnya, kehidupan agraris dan keagamaan. Sebagian besar negara Asia Tenggara memiliki masyarakat agraris. Kegiatan pertanian tradisional masih banyak ditemui di berbagai negara. Oleh karenanya, sebagian besar masyarakat tinggal di daerah- daerah subur, seperti lembah sungai dan pegunungan.
Agama utama masyarakat Asia Tenggara adalah Islam, Buddha, Hindu, dan
Katolik Roma.
Agama Islam yang dibawa para pedagang Islam dipeluk oleh mayoritas penduduk di wilayah Malaysia dan Indonesia. Mayoritas penduduk Myanmar, Thailand, Laos, dan Kamboja adalah pemeluk Buddha, yang dibawa dari India. Agama Katolik Roma banyak dipeluk oleh masyarakat Filipina.
Bahasa utama yang digunakan di wilayah Asia Tenggara adalah bahasa Melayu, dan beberapa bahasa peninggalan masa penjajahan, seperti Inggris, Portugis, dan Spanyol.

D. Sumber daya alam dan perekonomian
Sumber daya alam di wilayah Asia Tenggara sangat potensial terutama pertanian, perkebunan, dan kehutanan. Potensi yang besar terutama dipengaruhi oleh beberapa hal berikut.
Banyak lembah sungai yang subur.
Banyak gunung api yang memberi dampak kesuburan tanah.
Iklim tropis dengan dua musim bergantian dan sinar matahari sepanjang tahun.
Hasil-hasil pertanian/perkebunan utama adalah padi (terutama Thailand), kelapa sawit, kopi, teh, tembakau, rempah-rempah, buah-buahan, dan sebagainya. Hasil-hasil hutan meliputi berbagai jenis kayu, damar, terpentin, dan lain-lain.
Selain pertanian, sebagian besar wilayah Asia Tenggara kaya akan bahan tambang. Hasil tambang utama, antara lain minyak dan gas bumi, batu bara, perak, emas, timah, dan berbagai jenis logam lain.
Jalur timah utama ditemukan di sepanjang Semenanjung Malaysia dan sebagian
lagi ada di wilayah Indonesia (Bangka Belitung). Malaysia menjadi salah satu
produsen timah utama.
Endapan minyak banyak dijumpai di wilayah Indonesia dan Myanmar.
Gas alam paling banyak ditemukan di wilayah Indonesia. Indonesia menjadi
pengeskpor gas alam terbesar.
Batu bara banyak ditemukan di wilayah Vietnam dan Indonesia, .
Mineral besi banyak ditemukan di wilayah Vietnam, Malaysia, dan Filipina.
Selain pertanian dan pertambangan, beberapa negara Asia Tenggara juga mengembangkan kegiatan industri. Singapura adalah negara pelopor industri di Asia Tenggara. Berbagai macam industri yang telah dirintis adalah industri logam, elektronika, makanan dan minuman, berbagai industri pengolahan minyak mentah, karet, dan lain-lain. Negara dengan potensi pertanian umumnya mengembangkan agroindustri. Selain itu industri wisata menjadi pendukung yang tidak kalah penting.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa perekonomian sebagian besar negara di kawasan Asia Tenggara terutama masih didominasi ekspor bahan mentah industri (hasil-hasil pertanian, perkebunan, kehutanan, dan pertambangan). Tujuan ekspor terutama adalah negara-negara industri (negara maju). Namun, Singapura dengan dukungan sarana transportasi dan kemajuan teknologi, telah mendukung peningkatan industri dan perdagangan di kawasan Asia Tenggara.

Asia Selatan



Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Asia Selatan
Asia Selatan adalah sebuah wilayah geopolitik di bagian selatan benua Asia, terdiri dari daerah-daerah di dan sekitar anak benua India. Wilayah ini dibatasi oleh Asia Barat, Tengah, Timur, dan Tenggara. Wilayah Asia Selatan meliputi 10% luas benua Asia, kira-kira 4.480.000 km² tetapi populasinya mencakup 40% populasi Asia. Kebanyakan dari daerah itu mendapat pengaruh budaya India.

[sunting] Definisi

Umumnya, yang disebut Asia Selatan adalah negara-negara atau daerah berikut:
Seluruh wilayah tersebut, kecuali Tibet dan Teritori Britania, tergabung dalam South Asian Association for Regional Cooperation bersama Afganistan. Subwilayah Asia Selatan di PBB mencakup wilayah di atas ditambah Afganistan dan Iran. Iran memang kadang dimasukkan ke Asia Selatan, walaupun kadang juga disebut Asia Barat. Selain itu, Myanmar juga kadang digolongkan ke Asia Selatan.
Istilah anak benua India lebih tepat dipakai untuk wilayah-wilayah yang terletak di Lempeng India.

Geografi Asia Selatan

Secara geografis, Asia Selatan berbatasan dengan Asia Tengah di utara, Asia Timur, di timur, Asia Tenggara di sisi tenggara, Asia Barat di sebelah barat dan dengan Samudra Hindia di sebelah selatan. Pegunungan Himalaya merupakan batas utara dan timur Asia Selatan, sedangkan Laut Arab dan Teluk Bengali merupakan batas selatannya. Pegunungan Hindu Kush di Afganistan dan Pakistan utara biasanya dianggap sebagai batas barat laut anak benua India.

Citra satelit kawasan Asia Selatan.
Secara geologis, sebagian besar daerah ini dianggap sebagai anak benua karena mempunyai lempeng tektonik sendiri, yaitu Lempeng India, yang terpisah dari bagian Eurasia lain dan dulunya merupakan benua kecil sebelum bertumbukan dengan Lempeng Eurasia. Bahkan hingga kini Lempeng India masih terus bergerak ke arah utara sehingga mengakibatkan pegunungan Himalaya semakin tinggi beberapa sentimeter setiap dasawarsa. Selain itu, Asia Selatan juga merupakan tempat ditemukannya ciri-ciri geografis yang umumnya ditemukan di benua yang lebih luas, misalnya sungai es, hutan hujan, lembah, padang pasir, dan padang rumput di wilayah yang hanya setengah luas Amerika Serikat.
Penduduk Asia Selatan mempunyai ciri-ciri istimewa yang membedakan mereka dari kawasan Asia lainnya; bangsa dan kebudayaan yang dominan adalah Indo-Eropa dan Dravidia. Para penduduknya juga mempunyai kedekatan yang lebih dengan Eropa dibandingkan dengan wilayah Asia lainnya, kecuali di Plato Iran dan Kaukasus.
Asia Selatan merupakan salah satu kawasan yang terpadat penduduknya di dunia. Sekitar 1,6 miliar jiwa tinggal di kawasan ini—sekitar seperempat dari seluruh penduduk dunia. Kepadatan penduduk di Asia Selatan sebesar 305 jiwa per kilometer persegi sama dengan tujuh kali rata-rata dunia.

Sejarah

Kawasan ini mempunyai sejarah yang panjang. Peradaban kuno berkembang di sekitar Lembah Sungai Indus (lihat: Peradaban Lembah Indus). Masa sebelum abad ke-18 merupakan masa keemasan kawasan ini, saat Kekaisaran Mughal berkuasa di sebelah utara. Penguasa kolonial Eropa kemudian memimpin penjelajahan kawasan ini, awalnya Portugis dan Belanda, namun kemudian Kekaisaran Britania dan Perancis. Sebagian besar dari Asia Selatan memperoleh kemerdekaan dari Eropa pada akhir 1940-an.














Asia Timur

Asia Timur adalah salah sebuah sub-wilayah Asia. Luasnya sekitar 6.640.000 km², atau 15 persen dari benua tersebut.
Negara-negara berikut terletak di Asia Timur:
Negara-negara di bawah juga kadang dianggap sebagai bagian dari Asia Timur tergantung sudut pandang politik:
Lebih dari 1.500 juta jiwa, atau sekitar 40 persen seluruh penduduk Asia dan seperempat penduduk dunia tinggal di Asia Timur. Wilayah ini merupakan salah satu wilayah terpadat di dunia. Kepadatan penduduk Asia Timur, 230 per km², adalah lima kali rata-rata dunia.
Sejarah Asia Timur, dan juga beberapa bagian dari Asia Tenggara, banyak dipengaruhi oleh Cina. Misalnya, seluruh negara-negara Asia Timur menggunakan aksara Cina pada beberapa waktu dalam sejarah mereka. Daerah Cina, Jepang, dan Korea memiliki sistem tulisan yang berhubungan, dan bersama disebut CJK atau CJKV dengan pengecualian Vietnam.

Asia Tengah
Menurut sebuah definisi, Asia Tengah mencakup sekitar 9.029.000 km², atau 21% dari benua. Negara-negara yang termasuk dalam wilayah Asia Tengah menurut arti ini ialah Republik Rakyat Cina (Provinsi Qinghai, wilayah otonomi Xinjiang dan Tibet), Kazakhstan (wilayah sebelah timur Sungai Ural), Kirgizia, Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan.
Definisi kedua juga mencakup wilayah-wilayah definisi pertama ditambah Azerbaijan-Iran, negara-negara Transkaukasus (Azerbaijan, Armenia, dan Georgia), wilayah Turkic/Muslim selatan Rusia (Siberia selatan), Mongolia, Tiongkok bagian barat (Xinjiang dan Tibet), Afganistan, dan sebagian wilayah utara Pakistan.
Definisi ketiga menjelaskan wilayah Asia Tengah sebagai bekas negara Republik-republik Asia Tengah Uni Soviet yang terdiri dari Kazakhstan, Kirgizia, Uzbekistan, Tajikistan, dan Turkmenistan.


Sebuah lukisan abad ke-9
Pada masa lampau, Asia Tengah dihuni oleh orang normadik seperti:
Asia Tengah telah lama menjadi wilayah perdagangan antara Tiongkok dan masyarakat Barat, dengan Jalur Sutra melewati wilayah ini dan menjamurnya banyak kerajaan di sini.
Pada lima abad terakhir, kebanyakan wilayah ini perlahan-lahan dijajah oleh Kekaisaran Rusia dan Kerajaan Tiongkok, sedangkan Britania Raya menduduki India di bagian selatan Asia Tengah.
Semasa abad ke-20, kebanyakan wilayah di Asia Tengah merupakan bagian dari bekas negara aliran komunis Uni Soviet, yang pecah tahun 1991. Wilayah terkecuali ialah Mongolia dan daerah milik Tiongkok seperti Xinjiang. Negara-negara tersebut telah berpaling dari sistem komunis, dan sekarang mengikuti berbagai sistem politik yang terdiri dari demokratis lemah hingga sangat otoriter. Namun Tiongkok dan Rusia masih berpengaruh kuat dalam mengontrol wilayah itu. Kebanyakan negara di Asia Tengah bergabung dalam Organisasi Kerjasama Shanghai..


Peta geologi Asia Tengah
Asia Tengah adalah wilayah yang sangat luas dengan jenis daratan yang bervariasi, misalnya tanah datar tinggi dan pegunungan (Tian Shan), gurun luas (Kara Kum, Kyzyl Kum, Taklamakan), dan tanah datar berupa rerumputan. Kebanyakan tanah sangat kering atau sangat kasar untuk dijadikan sebagai sawah. Mata pencaharian mayoritas penduduk ialah penggembala. Aktivitas industri berada di perkotaan.
Sungai utama ialah Sungai Amu Darya, Syr Darya dan Hari Rud. Aliran utama air juga berasal dari Laut Aral dan Danau Balkhash, keduanya adalah bagian dari kolam endorheic besar di Asia barat/tengah yang juga mencakup Laut Kaspia. Kedua aliran air ini mengalami penurunan volume pada akhir dekade ini yang disebabkan oleh pengalihan air dari sungai untuk aktivitas irigasi dan industri. Air merupakan sumber alam yang sangat berharga di Asia Tengah yang gersang, dan ia dapat berujung ke persengketaan internasional.

Demografis

Lebih dari 80 juta manusia tinggal di Asia Tengah, ±2% dari jumlah populasi Asia. Di antara wilayah Asia, hanya Asia Utara yang lebih sedikit penduduknya. Kepadatan penduduk di Asia Tengah ialah 9 orang per km², sangat kurang dari 80,5 orang per km² di benua Asia.